Kabar Kata
Memuat semua berita tentang sejarah, perkembangan, dan informasi terbaru bahasa Indonesia.
Bahasa Itu Produktif
Kamis, 08 Juni 2023 08:18 WIB
Ejaan.id—Salah satu sifat bahasa adalah produktif. Produktif dalam KBBI merupakan kata berkategori adjektiva (a) yang memiliki beberapa makna, yaitu (1) bersifat atau mampu menghasilkan (dalam jumlah besar); (2) mendatangkan (memberihasil, manfaat dan sebagainya); menguntungkan; dan (3) Ling mampu menghasilkan terus dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur baru.
Sejatinya, bahasa mempunyai unsur yang terbatas, khususnya unsur fonem. Akan tetapi, unsur tersebut memiliki kemampuan untuk memproduksi bentuk-bentuk baru, salah satunya pada tataran morfologi. Contohnya fonem /a/, /u/, /s/, dan /p/. Keempat fonem tersebut dapat menghasilkan beberapa kata, di antaranya /suap/,/asup/, /sapu/, /sup/, dan /aus/.
Produktifitas bahasa secara jelas dapat dilihat pada jumlah kosakata yang terdaftar dalam kamus. Dalam bahasa Indonesia, bukti produktifitas bahasa ditunjukkan dalam Kamus Bahasa Indonesia atau yang lebih dikenal dengan istilah KBBI. Dikutip dari laman https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/, KBBI dulunya bercikal dari Kamus Umum Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerdawarminta yang diterbitkan pada tahun 1952. Kamus tersebut dicetak sebanyak lima kali. Pada cetakan kelima tahun 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia tersebut mencapai 1.156 halaman.
Pada 28 Oktober 1988 saat Kongres Bahasa Indonesia V, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi pertama diterbitkan dengan 62.000 lema. Kemudian, pada tahun 1991, KBBI edisi kedua diterbitkan akibat munculnya saran dan kecaman dari berbagai pihak. KBBI edisi kedua memuat tambahan lema sehingga berjumlah 72.000 lema. Kemudian, KBBI edisi ketiga diterbitkan pada tahun 2000 dengan total 78.000 lema. Perkembangan bahasa yang pesat selama kurun waktu tujuh tahun peredaran KBBI edisi ketiga mengakibatkan terjadinya pemutakhirkan kamus.
Pada Oktober tahun 2008, KBBI edisi keempat resmi diterbitkan dengan total 90.000 lema. KBBI edisi keempat membawa beberapa perubahan dari edisi sebelumnya, yaitu ditambahkannya kosakata baru yang bersifat umum atau khusus, serta kosakata dari berbagai bahasa daerah. Selain itu, dimuat pula serangkaian perbaikan, di antaranya perbaikan sistematika sublema dan perbaikan pada informasi teknis. Delapan tahun kemudian, pada tanggal 29 Oktober 2016, KBBI edisi kelima diterbitkan dengan jumlah 112.000 lema. Adapun per April 2023, dilakukan pemutakhiran KBBI daring dengan entri baru sebanyak 1.323 lema.
Sejarah singkat KBBI di atas menunjukkan terjadinya produktifitas yang terjadi dalam bahasa. Hal tersebut ditunjukkan dengan bertambahnya kosakata dalam bahasa Indonesia, baik kosakata dasar, maupun kosakata turunan. Meskipun demikian, Sobat Eja perlu tahu kalau banyak pula unsur, khususnya kata/lema yang hilang akibat munculnya kosakata baru. Hilangnya unsur tersebut digantikan dengan unsur baru yang lebih sesuai untuk digunakan. Semoga informasi ini bermanfaatya, Sobat Eja. (
HMR/Berbagai Sumber)