Kata Kita
Berita, Artikel, dan Opini tentang Ejaan. id dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Asal Usul Skena dan Musik Indie
Oleh Nabilla Hanifah Suci Ramadhani*
Belakangan ini, kata skena terus digunakan oleh pengguna media sosial. Bahkan, kata skena sering dituturkan oleh para remaja kota. Contohnya, saya pernah ditanya oleh beberapa teman saya, “Bil, apa itu arti skena?”.
Saya baru pertama kali mendengar kata itu dan merasa tergelitik untuk mencari arti kata skena.
Dari beberapa sumber, skena berasal dari serapan kata bahasa Inggris “scene” yang diperkenalkan pada tahun 1940-an. Sayangnya saya tidak menemukan satu pun sejarah asli skena ini.
Saya hanya menemukan sekelibat cerita awal skena. Kata skena mulai dipakai di Indonesia sejak tahun 2011, berarti perkumpulan komunitas pencinta genre musik yang sama. Bahkan, kata tersebut menjadi lirik salah satu lagu band musik rock indie, Sringai, pada tahun 2012 (sumber kutub.id).
Menurut Simanjorang dalam artikel “Modal Sosial pada Skena Musik: Studi Kualitatif Komunitas Musik Indie Bandung 1994-2004”, makna skena adalah komunitas yang menjadi tempat interaksi antara musisi, penikmat musik, dan aktor lain pada ekosistem musik.
Ekosistem musik yang dimaksud adalah musik indie. Musik indie ini bukanlah sebuah genre, melainkan musik yang dikelola oleh label independen atau sepenuhnya dikelola secara swadaya oleh musisi sendiri (Simanjorang, 2020:78).
Misalnya, musisi Fiersa Besari, Danilla, band Fourtwnty, Float, Coldiac, Mocca, dan musisi lainnya. Peminat musik mereka cenderung membanggakan selera musik sendiri.
Tak heran bila konten-konten yang berseliweran di media sosial membagikan ide gaya berpakaian, musik, atau budaya tongkrongannya, identik dengan genre musik/band indie kesukaannya.
Terkadang komunitas musik satu dengan yang lainnya saling menghujat selera musik mereka satu sama lain. Contohnya, skena punk menghujat skena rock. Alhasil definisi skena berubah menjadi komunitas musik yang suka mengkritik kalangan penikmat musik lainnya. Seseorang dianggap tidak keren, bila tak menyukai musik-musik indie.
Musisi Sir Dandy pun merilis lagu berjudul “Polisi Skena” pada tahun 2020, sebagai bentuk respon atas budaya kritik selera musik seseorang.
Meskipun kata skena bermakna negatif, kata ini terus dipakai oleh masyarakat, terkhusus remaja kota, termasuk menjadi inspirasi kampanye dalam sebuah brand.
Kata skena menurut remaja kota merupakan sebuah akronim dari kata sua, cengkerama, dan kelana. Adapun definisinya sama dengan di atas, yakni kelompok yang memiliki ketertarikan sama, senang bercengkrama, bergaul, dan bertukar pikiran. Tentu, identik dengan kelompok penikmat musik.
Mengetahui skena merupakan akronim, rasanya tak afdal bila tak menelisik sejarah kata sua, cengkerama, dan kelana.
Dalam Kamus Moderen Bahasa Indonesia (Sutan Mohammad Zain, 1951), kata sua berarti 1) ‘bertemu’ atau ‘berjumpa’; 2) bulu. Makna sua tersebut diteruskan hingga ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi I hingga KBBI Edisi VI.
Lalu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi I, kata cengkerama berarti 1) ‘percakapan untuk menggembirakan hati’; ‘senda gurau’; 2) ‘perjalanan untuk bersenang-senang’. Makna cengkerama pada KBBI Edisi I masih sama sampai KBBI Edisi VI.
Sayangnya lema yang berawalan huruf c belum ada pada kamus sebelum KBBI I. Hanya lema berawalan huruf ch yang merujuk pada huruf k.
Makna kata kelana dalam Kamoes Indonesia (E. Soetan Harahap, 1942) berarti ‘perisau’ atau ‘pengembara’.
Arti kelana tersebut, sama halnya dalam Kamus Indonesia Ketjik (E. St. Harahap, 1954); Logat Ketjil Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwadarminta, 1949); Kamus Moderen Bahasa Indonesia (Sutan Mohammad Zain, 1951); Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwadarminta, 1952); KBBI Edisi I hingga KBBI Edisi VI.
Bila menurut definisi kamus, akronim kata skena berarti ‘sekumpulan orang yang bertemu untuk bersenda gurau sembari berkelana bersama’. Satu kelompok yang membicarakan hal yang sama-sama disenangi. Itu lah pemaknaan skena.