Kata Kita

Berita, Artikel, dan Opini tentang Ejaan. id dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Istilah-Istilah dalam Agama Buddha yang Jarang Diketahui

Oleh Nabila Hanifah Suci R*

Foto: Ejaan.id
Beberapa waktu lalu, media di Indonesia sempat dihebohkan oleh aksi para biksu yang berjalan kaki dari Thailand ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Dikutip dari beberapa sumber, sebanyak 32 biksu yang berasal dari beberapa negara melakukan perjalanan religi untuk menyambut Hari Raya Waisak pada 4 Juni 2023 lalu. Mereka akan melakukan serangkaian ritual keagamaan di Candi Borobudur.

Istilah perjalanan religi itu disebut thudong. Thudong adalah perjalanan religi yang dilakukan dengan cara berjalan kaki sejauh puluhan kilometer. Ritual thudong baru pertama kali dilakukan di Indonesia sehingga mendapat antusias dari masyarakat Indonesia. Selain bentuk keagamaan, aksi ini bertujuan untuk membangun rasa persaudaraan, toleransi, dan perdamaian antarumat di dunia. 

Pada Hari Raya Waisak lalu, para biksu melakukan serangkaian prosesi keagamaan, salah satunya “pradaksina”. Pernahkah Sobat mendengar dan mengetahui istilah tersebut? Menurut KBBI Edisi V, pradaksina berarti ‘ritual mengelilingi tempat ibadah searah jarum jam sebanyak tiga kali dengan posisi tempat puja di sebelah kanan’. 

Istilah-istilah dalam bidang agama Buddha jarang diketahui. Bahkan kosakata agama Buddha belum banyak dalam KBBI Edisi V. Padahal agama yang diajarkan oleh Sidharta Gautama ini sudah dianut sejak zaman kerajaan di nusantara. Terlepas dari fakta tersebut, penulis ingin memuat istilah-istilah dalam Agama Buddha, sebagai berikut.

1. Abhidhamma Pitaka berarti ‘bagian ketiga dari kitab suci Tripitaka, terdiri atas tujuh bagian, berisi ajaran luhur dari Buddha’.

2. Adi-Buddha berarti ‘Tuhan Yang Maha Esa (biasanya didahului dengan sebutan Sang Hyang)’.

3. Gongyo berarti ‘puja bakti yang dipraktikkan oleh aliran agama Buddha Nichiren Daishonin’.

4. Nirwana berarti (1) 'keadaan tanpa (diri) atau ketiadaan yang dicapai oleh seorang yang telah mencapai penerangan sempurna’; (2) ‘keadaan terbebas sepenuhnya dari siklus lahir dan mati, hilang total semua penderitaan yang disebabkan oleh kegelapan batin, kebencian, dan keserakahan’; (3) ‘tempat kebebasan (kesempurnaan); surge.

5. Pindapata berarti ‘menerima persembahan makanan’.

6. Pradaksina berarti ‘ritual mengelilingi tempat ibadah searah jarum jam sebanyak tiga kali dengan posisi tempat puja di sebelah kanan’.

7. Punarbawa berarti ‘bagian ketiga dari kitab suci Tripitaka, terdiri atas tujuh bagian, berisi ajaran luhur dari Buddha’.

8. Sidharta Gautama berarti ‘pendiri agama Buddha; orang yang dipercaya telah mencari penerangan sempurna (keadaan nirwana) oleh umat Buddha’.

9. Tantrayana berarti ‘ajaran esoteris dalam agama Buddha yang berkaitan dengan penyampaikan mantra, hal-hal magis, mandala, serta simbol-simbol yang memengaruhi kehidupan’.

10. Tripitaka berarti ‘kitab suci umat Buddha, terdiri atas Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, dan Abhidhamma Pitaka’.

11. Welas asih berarti ‘perasaan sayang dan empati yang diikuti dengan keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain’.

Itulah istilah-istilah dalam bidang agama Buddha yang terdapat pada KBBI Edisi V, baik edisi daring maupun luring. Dari semua istilah di atas, pernahkah Sobat mendengar dan mengetahui artinya?
*Redaktur Bahasa

Kirim Komentar


Kata Kita lainnya

Peribahasa tentang Perempuan dalam KBBI

Artikel 09-08-2024 16:48 WIB

Kalau rajin membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ada satu bagian yang menarik untuk dibaca dan direnungkan. Namanya peribahasa. Kita akan menemukannya di bawah lema yang ditandai dengan singkatan pb (peribahasa). Peribahasa merupakan warisan tradisi lisan masyarakat...

Oleh Ria Febrina, S.S., M.Hum. - Dosen Linguistik Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Andalas


Dari Cahcam hingga Canggah

Artikel 01-08-2024 12:37 WIB

Suatu hari orang tua laki-laki meminta saya membuat silsilah keluarga yang ternyata mampu menghubungkan kakek-nenek bersaudara. Silsilah ini dirunut dari orang tua kakek-nenek sampai cucu dari cucu. Saya sampai menghabiskan empat kertas koran yang dulu sering dipakai untuk presentasi. Maklum orang...

Oleh Ria Febrina, S.S., M.Hum. - Dosen Linguistik Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Andalas


Kosakata Bahasa Cina dalam KBBI

Artikel 06-07-2024 13:44 WIB

Bakmi is an Indonesian, chinese influenced dish.Bakmi adalah hidangan khas Indonesia yang dipengaruhi oleh budaya Tionghoa. Sebuah konten yang dibawakan Laurence Benson, warga asing yang mengenalkan kuliner Indonesia ini menarik perhatian saya. Laurence Benson merupakan warga asing yang kini...

Oleh Ria Febrina, S.S., M.Hum. - Dosen Linguistik Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Andalas


Kata "dalem" dan Pronomina Serapan dalam Bahasa Indonesia

Artikel 25-04-2024 10:42 WIB

Selama berada di Yogyakarta, saya sering mendengar kata dalem. Kata ini sering diucapkan ketika seseorang yang saya ajak berkomunikasi belum memahami apa yang saya sampaikan. Kata dalem dipakai sebagai permintaan hormat untuk mengulang apa yang sudah disampaikan.Sebagai penutur...

Oleh Ria Febrina, S.S., M.Hum. - Dosen Linguistik Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Andalas


Asal Usul Skena dan Musik Indie

Artikel 20-03-2024 12:12 WIB

Belakangan ini, kata skena terus digunakan oleh pengguna media sosial. Bahkan, kata skena sering dituturkan oleh para remaja kota. Contohnya, saya pernah ditanya oleh beberapa teman saya, Bil, apa itu arti skena.Saya baru pertama kali mendengar kata itu dan merasa tergelitik untuk mencari...

Oleh Nabilla Hanifah Suci Ramadhani - Redaktur Ejaan.id