Kata Kita

Berita, Artikel, dan Opini tentang Ejaan. id dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Asal Mula dan Perkembangan Kata Kuliner

Oleh Ria Febrina, S.S., M.Hum.*

Masyarakat Indonesia suka latah berbahasa. Salah satu kelatahan itu tampak pada kata kuliner . Sejak Bondan Winarno membawakan acara Wisata Kuliner di salah satu televisi swasta pada tahun 2005, kata kuliner pun populer di tengah-tengah masyarakat karena jargon Mak Nyos yang menjadi andalan setiap mencicipi makanan yang lezat.

Asal mula kata kuliner sesungguhnya tidak dari Bondan Winarno. Pada tahun 1993, sudah ada Yayasan Gizi Kuliner Jakarta. Artinya, kata kuliner sudah ada di Indonesia, tetapi kata tersebut belum populer. Pada saat itu, masyarakat Indonesia lebih mengenal kata masakan daripada kuliner. Kata masakan merupakan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. Pada era 1990-an, istilah masakan nusantara begitu populer di berbagai stasiun televisi sebagai bentuk promosi masakan Indonesia. Di tengah perkembangan teknologi, sejumlah kata dari bahasa Inggris masuk ke dalam bahasa Indonesia. Kata kuliner ini merupakan salah satu kata bahasa Inggris yang masuk ke dalam bahasa Indonesia dan perlahan menggeser kata masakan , yaitu berasal dari culinary. Culinary merupakan kata sifat yang bermakna 'yang berhubungan dengan masakan'.

Pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) , kata yang berasal dari bahasa Inggris dengan bentuk akhiran --ary diserap menjadi --er dalam bahasa Indonesia. Melalui proses penyerapan tersebut, muncul kata complementary, complementair menjadi komplementer; primary, primair menjadi primer; dan secondary, secundair menjadi sekunder . Dengan kaidah tersebut, muncul bentuk kulinary, kulinair menjadi kuliner . Berdasarkan kaidah tersebut, kata kuliner masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai kata sifat dan memiliki arti yang sama, yaitu 'berhubungan dengan masak-memasak'.

Sementara itu, arti kata kuliner dari bahasa Inggris ternyata tidak dapat mendeskripsikan penggunaan kata kuliner di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Bahasa mencerminkan pikiran. Dalam pemikiran masyarakat Indonesia, kata kuliner tidak semata hanya berkaitan dengan masak-memasak. Bagi masyarakat Indonesia, kata kuliner dapat menjadi kata benda dan dapat juga menjadi kata kerja.

  1. Kuliner yuk!
  2. Kuliner Indonesia kaya cita rasa.
  3. Masakan Indonesia adalah salah satu tradisi kuliner yang paling kaya di dunia.

Sekilas kata kuliner pada tiga kalimat tersebut mengarah pada makna yang sama. Akan tetapi, secara linguistik, kelas kata kuliner dari ketiga kalimat tersebut berbeda. Kata kuliner pada kalimat (1) berkelas kata kerja yang bermakna "melakukan kegiatan". Penggunaan kata kuliner tersebut bersinonim dengan kata makan . "Kuliner yuk!" sama dengan "Makan yuk!" Namun, pada kalimat "Kuliner yuk!", kata makan mengarah pada situasi seseorang menikmati makanan sembari jalan-jalan. Kata kuliner pada kalimat (2) berkelas kata benda yang bermakna "hasil masakan". Penggunaan kata kuliner tersebut bersinonim dengan kata makanan . Sementara itu, kata kuliner pada kalimat (3) baru merupakan kata sifat yang bermakna "yang berhubungan dengan masak-memasak".

Itulah mengapa bahasa bersifat dinamis. Bahasa berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Makna kuliner pun berkembang sesuai kebutuhan masyarakat. Dari tiga kalimat tersebut, tampak bahwa kata kuliner tidak hanya merupakan kata sifat sebagaimana tercatum dalam kamus bahasa Inggris dan KBBI. Kelas kata kuliner berkembang menjadi kata benda dan kata kerja . Menurut Kridalaksana (2007), kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan kata kerja dapat diuji dengan kata ingkar tidak dan didampingi dengan keterangan, seperti mau atau ingin, sedangkan kelas kata benda dapat diuji dengan kata ingkar bukan .

  • (1a) Saya tidak mau ikut kuliner !
  • (2a) Panekuk bukan kuliner orang Indonesia, tetapi kuliner orang Belanda.

Keterbatasan KBBI dalam mencantumkan definisi dan kelas kata kuliner menyebabkan pengguna bahasa Indonesia kebingungan melihat kamus. Ketika mereka menggunakan kata kuliner untuk makna makanan dan melakukan kegiatan , KBBI tidak dapat dijadikan pedoman. Padahal, kata kuliner sangat populer di tengah-tengah masyarakat.

Sebelum pandemi covid-19, kuliner menjadi alasan bagi masyarakat untuk mengunjungi daerah yang kaya dengan makanan khas atau masakan tradisional. Pada masa pandemi covid-19, industri kuliner diarahkan pada makanan beku ( food frozen ) yang dapat bertahan lama dan makanan tradisional ( traditional food ) yang dinilai sehat. Dengan sistem tersebut, masyarakat masih dapat menikmati wisata kuliner meskipun di rumah.

Oleh karena itu, kata kuliner memiliki ragam makna bagi masyarakat Indonesia. Di KBBI, harus ditambahkan makna 'makanan' untuk kelas kata benda dan makna 'melakukan kegiatan' untuk kelas kata kerja. Bahasa milik masyarakat. Bahasa yang digunakan masyarakat itu yang dicantumkan ke dalam kamus bahasa Indonesia agar dapat dipedomani dan digunakan dalam berbagai situasi.

*Tulisan ini sudah dimuat di Scientia.id. Silakan lihat juga melalui https://scientia.id/2020/06/21/asal-mula-dan-perkembangan-kata-kuliner/.

*Dosen Linguistik Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Andalas

Kirim Komentar


Kata Kita lainnya

Pramusapa

Artikel 23-11-2023 13:30 WIB

Saat menulis berita rilis Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII virtual, saya kesulitan menemukan diksi yang pas untuk menggambarkan wanita virtual yang bertugas menyapa tamu pada laman pertama KBI Virtual. Wanita tersebut berdiri di belakang meja resepsionis dan bertugas untuk menyapa serta memandu...

Oleh Nabila Hanifah Suci R., S.Hum. - Redaktur Bahasa


Palindrom: Kosakata dengan Urutan Sama dari Depan maupun Belakang

Artikel 15-11-2023 12:26 WIB

Sobat Eja pernah tidak mendengar istilah palindrom Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V, palindrom didefinisikan sebagai kata, rangkaian kata, atau bilangan yang terbaca sama, baik dari depan maupun dari belakang. Merujuk definisi tersebut, bentuk palindrom tidak hanya berupa...

Oleh Husni Mardhyatur Rahmi, M.Hum. - Redaktur Bahasa


Bercanda sebagai Eufemisme Kritik

Artikel 03-11-2023 10:12 WIB

Siapa yang tidak tahu dengan diksi bercanda yang dipopulerkan oleh Gege atau sapaan akrab Abigail Geuneve Arista Manurung, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2023 yang viral di TikTok beberapa waktu lalu. Setelah diwawancara oleh senior satu almamaternya,...

Oleh Ria Febrina, S.S., M.Hum. - Dosen Linguistik Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Andalas


Beberapa Masalah Mengenai Kata Ulang

Artikel 28-10-2023 10:41 WIB

Dalam tata bahasa tradisonal, kata ulang disebut juga reduplikasi. Menurut Kridalaksana (1996: 12) reduplikasi merupakan salah satu proses morfologis. Secara bahasa, kata ulang diartikan ˜kata yang terjadi sebagai hasil reduplikasi, misalnya batu-batu, tetamu, dag-dig-dug™ (Kridalaksana,...

Oleh Yori Leo Saputra - Pustakawan SMAN 1 Ranah Pesisir


Penggunaan Huruf Kapital pada Kata Sapaan

Artikel 24-10-2023 12:20 WIB

Penulisan huruf kapital yang tepat bagi sebagian masyarakat Indonesia dianggap susah-susah gampang. Contohnya saja pada penulisan Baik pak atau Baik Pak masih mengalami kebingungan dalam praktik penggunaannya. Apakah kata pak tersebut sapaan, gelar kehormatan, atau istilah kekerabatan Pada...

Oleh Rama Mulia Putra - Balai Bahasa Provinsi Sumatra Selatan